You are currently viewing Daftar Beasiswa Garuda ACE: Antara Bingung, Deg-degan

Daftar Beasiswa Garuda ACE: Antara Bingung, Deg-degan

Beasiswa Garuda. Lagi di kamar, sendirian, ngerjain skripsi sambil buka TikTok buat cari angin segar. Eh, tiba-tiba nemu video orang cerita soal Beasiswa Garuda ACE. Katanya, bisa dapat pelatihan riset, diajarin bahasa Inggris, bahkan disiapin buat lanjut PhD di luar negeri.

Gue yang waktu itu baru masuk semester 5, langsung mikir: “Ah, ini pasti buat anak-anak jenius doang.” Tapi ya… penasaran juga. Jadi besok paginya gue cari infonya di Google. Ternyata nggak sesulit yang gue kira.

Dan dari situlah perjalanan ini mulai.

Gara-Gara Scroll TikTok, Aku Ketemu Beasiswa Garuda

Beasiswa Garuda

Daftar Dengan Modal Nekat dan CV Seadanya

Syaratnya nggak terlalu ribet sebenernya. Harus mahasiswa S1 semester 5 atau 6, IPK minimal 3.2, dan ada komitmen buat lanjut riset. Nah, gue masuk semua syarat itu — kecuali bagian pede-nya.

CV gue waktu itu cuma isinya kegiatan organisasi kampus, satu seminar internasional yang gue ikuti via Zoom, dan satu proyek riset bareng dosen yang belum selesai juga.

Tapi entah kenapa, gue daftar juga. Gue tulis esai seadanya, minta surat rekomendasi ke dosen pembimbing, dan submit. Sambil mikir, “Udah lah, paling juga nggak lolos.”

Ternyata… gue dipanggil buat wawancara.

Wawancara Paling Deg-degan Seumur Hidup

Gue ingat banget, pas hari wawancara gue nyiapin jawaban kayak anak try out SBMPTN. Dosen pewawancaranya santai tapi tajam. Mereka nanya soal motivasi, topik riset yang pengen gue kembangin, dan… kenapa gue pantas ikut program ini.

Gue jawab jujur. Nggak sok keren. Gue bilang gue pengen belajar lebih banyak soal sistem keamanan digital karena pengen bantu UMKM di desa yang makin banyak kena scam online. Gue bilang gue belum jago bahasa Inggris, tapi gue lagi usaha nonton TED Talk tiap hari.

Dan ternyata mereka suka kejujuran itu.

Pengumuman Lolos, Gue Nangis di Warung Bakso

Beasiswa Garuda

Hari pengumuman gue lagi makan bakso sama temen-temen. HP gue bunyi. Email masuk.

“Selamat, Anda diterima sebagai peserta Beasiswa Garuda ACE 2025.”

Gue diem dulu. Terus nangis. Sumpah, bukan lebay. Tapi gue inget semua keraguan, semua “gue kayaknya nggak cukup pintar buat ini,” semua malam ngerjain berkas… terbayar lunas.

Temen-temen gue bingung, gue cuma bisa bilang, “Gue lolos.”

6 Bulan Pelatihan yang Ubah Cara Pandang Hidup

Program ini bukan beasiswa uang aja. Tapi beasiswa pengalaman hidup.

Gue dapet pelatihan riset bareng mentor kampus top. Diajari bikin proposal riset yang layak internasional. Kelas bahasa Inggris seminggu dua kali, dan semua pembicaranya keren-keren. Nggak cuma dosen lokal, tapi juga akademisi luar negeri.

Gue juga belajar cara presentasi riset dengan baik. Nggak cuma dari sisi konten, tapi juga delivery. Dan yang paling penting: gue belajar percaya diri.

Dulu gue minder banget kalau ketemu orang pintar. Tapi sekarang, gue tahu bahwa semua orang punya potensi — asal dikasih tempat tumbuh.

Beasiswa Garuda Itu Nggak Cuma Buat “Anak Pintar”

Gue pernah satu grup sama mahasiswa dari kampus kecil di daerah. Tapi dia keren banget. Risetnya tentang energi terbarukan pakai limbah sawit. Ada juga yang topiknya tentang AI untuk pendidikan desa.

Dan itu bikin gue sadar: Garuda itu bukan buat anak kota doang. Bukan buat yang IPK 4.00 doang. Tapi buat siapa pun yang punya tekad buat berkembang.

Serius. Ini bukan basa-basi brosur. Gue alamin sendiri.

Tips Jujur Buat Kamu yang Pengen Daftar

Beasiswa Garuda

Kalau lo baca ini dan lagi mikir “pengen daftar tapi ragu,” nih gue kasih tips dari pengalaman sendiri:

  1. Daftar aja dulu. Nggak daftar = pasti nggak lolos.

  2. Esai harus jujur. Bukan yang paling keren, tapi yang paling tulus.

  3. Tunjukin kalau lo mau belajar. Bukan cuma bisa.

  4. Cari mentor buat review berkas. Jangan kerja sendirian.

  5. Pas wawancara, santai. Mereka pengen lihat kamu yang asli.

Dan jangan nunggu “sampai siap.” Karena siap itu dibentuk selama proses.

Hidup Setelah Beasiswa Garuda

Sekarang gue udah selesai programnya. Lagi lanjut riset bareng dosen kampus, dan lagi nyiapin proposal PhD buat tahun depan. Masih belum tahu bakal keterima di mana, tapi sekarang gue udah nggak takut gagal, dikutip dari laman resmi Kemdiktisaintek.

Karena Beasiswa Garuda ngasih gue satu hal yang paling penting: rasa percaya diri dan kepercayaan dari orang lain bahwa gue mampu.

Dan itu lebih mahal dari uang tunjangan mana pun.

Kalau Lo Punya Mimpi, Cari Jalannya. Garuda Salah Satunya.

Mungkin lo baca ini karena lagi cari tahu beasiswa. Mungkin lo lagi ngerasa nggak cukup hebat buat daftar. Tapi gue pengen bilang satu hal:

Gue juga dulu mikir kayak lo. Tapi ternyata, semua berubah setelah gue nekat nyoba.

Jadi kalau Beasiswa Garuda masih buka, langsung daftar. Nggak usah mikir dua kali. Karena kesempatan kayak gini nggak datang dua kali.

Baca Juga Artikel dari: Ganjil Genap Jakarta: Dari Kena Tilang Sampai Ngerti

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi

Author