You are currently viewing Persita Tangerang di Hatiku: Kisah Setia Seorang Suporter dari Tribun ke Tribun

Persita Tangerang di Hatiku: Kisah Setia Seorang Suporter dari Tribun ke Tribun

Gue masih inget banget momen pertama kali nonton Persita Tangerang  main langsung di stadion. Itu sekitar awal 2000-an, dan gue yang waktu itu cuma bocah SD diajak om ke Stadion Benteng di Tangerang. Suasananya rame banget, dan buat anak kecil kayak gue, itu kayak nonton konser rock di tengah lautan ungu.

Persita waktu itu belum sebesar sport sekarang, tapi aura magisnya udah kerasa. Gue inget banget saat mereka hampir jadi juara Liga Indonesia tahun 2002, walau akhirnya dikalahkan Petrokimia Gresik. Dari situ, gue udah ‘terikat secara emosional’ sama tim ini. Kayak cinta pertama yang susah dilupain, walau kadang bikin sakit hati.

Kalau lo tanya, “Kenapa sih lo bisa segitunya sama Persita?”, jawaban gue simpel: identitas dan loyalitas. Klub ini mewakili Tangerang banget, dari cara main, semangat juangnya, sampai mental petarungnya.

Sejarah Persita Tangerang di Liga Indonesia

kekuatan persita tanggerang

Buat yang belum tahu wikipedia, Persita Tangerang udah eksis dari tahun 1953. Tapi mulai benar-benar nyorot di kancah nasional saat era Liga Indonesia bergulir tahun 1994. Mereka ini bukan klub glamor yang banyak duit, tapi semangat juangnya nggak main-main.

Puncaknya di tahun 2002, saat mereka masuk final Liga Indonesia. Sayang, momen itu belum jadi piala pertama. Tapi dari situ, nama Persita Tangerang mulai diperhitungkan. Setelah itu sempat naik-turun kasta, dari Divisi Utama ke Liga 1, lalu degradasi lagi, dan akhirnya balik ke Liga 1 sejak musim 2020. Nah, di era ini, Persita Tangerang mulai menunjukkan stabilitas.

Yang bikin bangga, mereka tuh nggak pernah kehilangan identitas lokal. Biarpun udah pindah homebase dari Stadion Benteng ke Stadion Indomilk Arena, rasa “Tangerang-nya” masih kental banget.

Kalau lo cari klub yang punya akar sejarah kuat dan tumbuh organik bareng supporternya, ya Persita Tangerang itu salah satu contoh paling solid.

Kenapa Persita Tangerang Sekarang Makin Kuat?

Gue bilang sih, konsistensi dan manajemen yang makin rapi jadi alasan utama. Sekarang klub ini nggak cuma asal main, tapi udah punya fondasi kuat — dari akademi sampai strategi transfer pemain.

Musim-musim terakhir, lo bisa lihat sendiri: Persita Tangerang nggak gampang dikalahkan. Bahkan kadang bisa bikin kejutan lawan tim besar kayak Persib atau Arema. Mereka mainnya kompak, solid, dan punya gaya main yang khas. Enggak terlalu flamboyan, tapi efektif dan penuh grit.

Beberapa pemain asing yang didatangkan juga bukan kaleng-kaleng. Mereka bukan sekadar cari nama, tapi beneran ngisi lubang yang dibutuhkan tim. Gue juga suka bagaimana pelatih mereka sering ngasih kesempatan pemain muda buat berkembang. Kayak investasi jangka panjang gitu.

Dan satu lagi: mental juang tim ini gila sih. Mereka sering banget bangkit setelah tertinggal. Lo bisa lihat karakter petarungnya jelas banget, dan itu menurut gue nilai penting dalam sepak bola.

Supporter Fanatik, Si Pendekar Cisadane

Kalau ngomongin Persita, nggak lengkap tanpa ngebahas Pendekar Cisadane — sebutan buat para supporternya. Gue sendiri bagian dari mereka, walau sekarang udah jarang nonton langsung karena sibuk kerja dan urusan keluarga.

Tapi rasa memiliki itu nggak pernah hilang. Dari dulu, kita udah biasa nonton di tribun sambil nyanyi lagu-lagu klasik kebanggaan Tangerang. Kita bukan sekadar nonton bola, tapi ikut membentuk atmosfer stadion. Dan percayalah, suporter Persita Tangerang tuh setia banget. Bahkan waktu tim turun kasta ke Liga 2, mereka tetap datang, tetap nyanyi, tetap bawa spanduk kebanggaan.

Yang keren lagi, komunitas ini juga aktif di luar sepak bola. Banyak aksi sosial dan kegiatan kemasyarakatan yang mereka inisiasi. Jadi dukungan itu bukan cuma pas tim menang doang, tapi juga ada solidaritas yang nyata di dalamnya.

Lo belum benar-benar ngerti sepak bola Indonesia kalau belum ngerasain atmosfer nonton bareng Pendekar Cisadane.

Pengalaman Paling Berkesan Mendukung Persita

Ada satu momen yang sampai sekarang masih bikin gue merinding kalau inget.

Waktu itu tahun 2019, Persita Tangerang lagi berjuang di Liga 2 buat promosi ke Liga 1. Gue bela-belain cuti sehari buat nonton laga krusial lawan Sriwijaya FC. Pertandingan hidup-mati, atmosfernya panas banget. Tapi yang bikin beda, gue nonton bareng anak gue yang baru pertama kali ke stadion.

Lo tahu nggak? Di tengah keramaian, anak gue nanya, “Ayah, kenapa semua orang pake baju ungu dan nyanyi bareng?” Dan di situ gue ngerasa, ini bukan cuma bola. Ini soal warisan, soal identitas, soal kebanggaan.

Waktu Persita akhirnya menang dan promosi, kita pelukan di tribun. Tangis haru pecah. Itu momen yang nggak bisa dibeli, nggak bisa dilupain, dan makin nancepkan cinta gue ke Persita.

Skuad Persita Tangerang Musim Ini (2024/2025)

DAFTAR SKUAD PERSITA TANGERANG 2024/2025 - SKUAD RESMI PERSITA TANGERANG  BRI LIGA 1 MUSIM 2024/2025

Gue pribadi suka ngamatin perkembangan pemain. Musim ini, skuad Persita Tangerang lumayan solid dan punya kedalaman yang cukup buat bersaing.

Beberapa nama yang mencolok:

  • Wildan Ramdhani – striker lokal yang haus gol dan punya insting tajam di depan gawang.

  • Ezequiel Vidal – pemain asing yang kuat di tengah dan sering jadi pembeda.

  • Adam Mitter – palang pintu yang berpengalaman dan tangguh di lini belakang.

  • Yogi Rahadian – sayap cepat yang sering bikin pertahanan lawan kocar-kacir.

  • Dede Sulaiman – kiper veteran yang sering jadi pahlawan diam-diam di laga penting.

Gue juga ngeliat banyak pemain muda dari akademi yang mulai dapet menit bermain. Dan itu penting banget buat masa depan klub. Mereka bukan cuma tempelan, tapi beneran berkontribusi.

Kalau lo suka gaya main yang solid dan nggak neko-neko, skuad Persita musim ini layak banget dipantengin.

Persita Bukan Cuma Klub, Tapi Rumah

Buat gue, Persita itu bukan sekadar klub bola. Dia adalah bagian dari hidup, dari identitas sebagai orang Tangerang. Gue udah ngalamin semua — dari nonton di tribun panas-panasan, nyanyiin chant sampai serak, sampai momen nangis bareng waktu mereka promosi.

Dan gue yakin, banyak fans di luar sana juga ngerasa hal yang sama. Entah lo tinggal di Tangerang atau bukan, kalau lo udah ngikutin Persita dengan hati, lo bakal ngerti kenapa klub ini spesial banget.

Sepak bola Indonesia butuh lebih banyak cerita kayak Persita. Klub yang dibesarkan dengan cinta, bukan duit. Klub yang tumbuh bareng rakyat, bukan cuma investor.

Dan di tengah perjalanan ini, gue sadar satu hal penting: mencintai klub seperti Persita itu ngajarin gue tentang kesetiaan tanpa syarat. Gak peduli mereka lagi di papan atas atau harus berjuang keluar dari zona degradasi, rasa bangga itu gak pernah luntur. Justru di saat-saat sulit, kita jadi tahu siapa yang benar-benar supporter sejati. Dukungan kita bukan karena kemenangan, tapi karena ada rasa memiliki yang dalam. Dan setiap kali lihat logo Pendekar Cisadane, hati ini langsung hangat — seolah bilang, “Ini rumah gue, ini cerita hidup gue.”

Dan sampai kapanpun, ungu akan selalu jadi warna yang gue banggakan.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Rugby Global Fan Base: The Heartbeat of the Sport disini

Author